Rabu, 16 September 2020

Apomiksis

Apomiksis adalah Pembentukan Biji Melalui Reproduksi Aseksual Atau Biji Berkembang Dalam Ovari Dari Embrio Tanpa  Melalui Penyatuan Inti Sperma Dengan Sel Telur. Apomiksis Mrpk Suatu Bentuk Pelarian Tanaman Dari Sterilitas Untuk Mempertahankan Populasi  Sehingga Tidak Punah.

MEKANISME APOMIKSIS

- Apospori

- Diplospori

- Embrio Adventif

- Partenogeneias

1. APOSPORI

Embrio Dan Endosperm Berkembang Dari Kantung Embrio Yang Tidak Tereduksi Dari Sel-sel Soati Spd Berbagai Lokasidlm Ovul

Sel Induk Megaspora Tidak Sempurna Membelah Membentuk Tetrad Megaspora Linier

Selama Tahap Ini, Satu Atau Beberapa Sel Somatis Dalam Ovul Dan Intinya Mulai Membesar Seperti Sel Induk Megaspora

Megaspora Atau Kantung Embrio Seksual Muda Akhirnya Gugur Dan Digantikan Oleh Kantung Apospori

Inti Pada Beberapa Sel Apospori Mengalami Satu Atau Lebih Pembelahan Mitosisi Dan Sel Tersebut Membesar

Pada Tahap Kantung Embrio Matang, Ovul Memiliki 1 Atau Beberapa Sel Apospori Yg Membesar

Katung Embrio Mirip Dg Kantung Embrio Seksual, Tetapi Tidak Memiliki Antipodal

Umumnya Terjadi Pada Rumput-rumputan


DIPLOSPORI

Embrio Dan Endosperm Berkembang Dr Kantung Embrio Yang Tidak Tereduksi Dihasilkan Dari Sel Induk Megaspora

Sel Induk Megaspora B Serdiferensiasi Spt Pd Ovul Seksual Tetapi Intinya Tidak Mengalami Meiosis

Inti Membelah Secara Mitosis Dan Sel Membesar Tanpa Membelah

Setelah Pembelahan Inti Pertama, Inti Bermigrasi Ke Kutub Sel Berlawanan, Seperti Tahap Binukleat Dari Kantung Embrio Seksual

Umumnya Terjadi Pada Spesies “Crop”


EMBRIO ADVENTIF

Embrio Berkembang Dari Kantung Embrio Dalam Sel-sel Somatis Dr Ovul, Integumen, Atau Dari Dengan Ovari

Inisiasinya Sebagai Struktur Seperti Tunas

Tidak Ada Kantung Embrio Yang Ditemukan, Pada Tahap Awal Perkembangan Struktur Embrio Menyerupai Jr. Tunas Atau Menyerupai Tahap Globular Pada Proembrio Yang Sedang Berkembang

Embrio Adventif Mrpk Mekanisme Dari Apomiksis Pada Citrus

PARTENOKARPI

Embrio Partenokarpi Berkembang Langsung Dari Inti Yang Tereduksi Dalam Kantung Embrio Seksual Tanpa Fertilisasi

Tidak Dapat Diidentifikasi Secara Sitologi Dan Terdeteksi Dengan Adanya Tanaman Haploid

Partenogenesis Secara Normal Jarang Terjadi, Bersifat Acak Dan Spontan

Umumnya Terjadi Pada Jagung Dan Kapas

KELOMPOK APOMIKSIS

Apomiksis obligat; Reproduksi tumbuhan semata-mata melalui pembentukan biji apomik (aseksual saja).

Apomiksis fakultatif; Disamping reproduksinya melalui pembentukan biji apomik juga dpt melalui pembentukan biji hsil fertilisasi. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yi. Fotoperiod (panjang pencahayaan).

indikator apomiksis

Ciri Morfologi Yaitu Semua Progeni Seragam Dan Sama Dengan Kedua Tetua, Jadi Tdk Ada Variasi Morfologi Dlm Populasi ► Apomiksis Obligat

Indikasi Apomiksis Fakultatif Lebih Sulit Ditentukan Scr Morfologi

Idikator Lainnya Yaitu Melalui:

Jml Kromosom: Biasanya Klpk Euploid

Tingkah Laku Meiosis: Biasanya Utk Klpk Triploid Atau Jml Kromosom Ganjil Lainnya

Minggu, 12 April 2020

mikroorganisme dalam tanah


MIKROORGANISME YANG BERMANFAAT BAGI TANAMAN

TUGAS

Disusun oleh :
ALI MUHSIN
17.54211.000512





JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN
2019

 


1. Rhizobium SP
Judul jurnal: PENGARUH PENGGUNAAN RHIZOBIUM DAN PENAMBAHAN MULSA ORGANIK JERAMI PADI PADA TANAMAN KEDELAI HITAM (Glycine max (L) Merril) VARIETAS DETAM 1
Oleh : Rizky Ratna Fatma Sari*), Nurul Aini dan Lilik Setyobudi
Analisis jurnal:
Penelitian dilaksanakan di desa Kedungmaling, kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.  Ketinggian tempat pada lokasi penelitian 33 mdpl, dengan suhu  harian berkisar antara 27ÂșC dan curah hujan 538,8 mm per tahun. Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperoleh 24 satuan perlakuan. Perlakuan tersebut terdiri dari P1=kontrol, P2=Mulsa jerami padi, P3= Rhizobium dengan dosis 5 g kg-1 benih kedelai, P4=Rhizobium dengan dosis 3 gr kg-1 benih kedelai, P5= Mulsa jerami padi dan Rhizobium dengan dosis 5 g kg-1 benih kedelai dan P6= Mulsa jerami padi dan Rhizobium dengan dosis 3 g kg-1 benih kedelai. Dalam penelitian ini dilakukan  pengamatan pertumbuhan destruktif, non destruktif dan pengamatan lingkungan.
Pada variabel bobot biji per tanaman, bobot biji per petak panen dan potensi hasil per hektar menunjukkan hasil rata-rata perlakuan P5 (Rhizobium dengan dosis 5 g kg-1 benih kedelai dan jerami padi) yang tertinggi. Hal ini disebabkan pada tanaman kedelai hitam perlakuan P5 (Inokulasi Rhizobium dengan dosis 5 g kg-1 benih kedelai dan jerami padi) mempunyai batang tanaman yang tinggi sehingga tanaman kedelai memiliki banyak buku atau ketiak daun yang akan menjadi tempat tumbuhnya bunga yang akhirnya menjadi polong, ketiak daun merupakan sudut antara batang dan daun, hal ini sesuai dengan pendapat Purwono dan Purwanti (2007) dan begitu juga dengan pendapat Jumini dan Hayati (2010) bahwa diduga berkaitan dengan cukup tersedianya suplai N dari hasil simbiosis antara bakteri Rhizobium dengan tanaman kedelai sehingga mempengaruhi fase generatif tanaman terutama pembentukan polong dan perkembangan biji.

Dari data di atas perlakuan 5 (Inokulasi Rhizobium dengan dosis 5 g kg-1 benih kedelai dan jerami padi) memiliki rata rata hasil yang paling tinggi . maka dapat di simpulkan pemberian inokulasi Rhizobium dan mulsa jerami dapat memberikan hasil yang di antara perlakuan yang lain. Pemberian Rhizobium saja tanpa mulsa jerami juga kurang efektif tapi di banding dengan kontrol pemberian Rhizobium hasilnya lebih tinggi. Dari jurnal ini di harapkan ada penelitian lagi tentang apakah semakin banyak pemberian inokulasi Rhizobium maka hasil semakin tinggi?

2. Mikoriza dan Azospirillum sp
Judul jurnal : Pemacuan Pertumbuhan Melon ( Cucumis melo L.) dengan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Bakteri Azospirillum sp
Oleh : Dwi Guntoro1*, M.A. Chozin1, Budi Tjahjono2, dan Irdika Mansur3
Analisis:
Percobaan  disusun  dalam  rancangan  acak  lengkap dengan  5  perlakuan,  yaitu  kontrol  (tanpa  pemupukan), pemupukan NPK, inokulasi dengan CMA, inokulasi dengan Azospirillum sp., dan inokulasi dengan CMA + Azospirillum sp. Setiap perlakuan diulang 5 kali. Data  dianalisis  menggunakan analysis  of  variance (ANOVA) dan uji lanjut beda nilai terkecil (BNT) pada taraf 5%, sedangkan data hasil organoleptik dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan uji lanjut Dunn pada taraf 5%.
Hasil   menunjukkan   bahwa   baik   CMA   maupun Azospirillum sp. dapat meningkatkan tinggi tanaman melon. Inokulasi Azospirillum sp memliki tingkat yang lebih tinggi dari inokulasi CMA karena inokulasi azospirillum sp menambat unsur N dan menhasilkan hormon IAA, sedangkan CMA berfungsi meningkatkan penyerapan unsur hara P sehingga dari segi aroma lebih harum CMA,Kemampuan
CMA  untuk  meningkatkan  aroma  buah,  diduga  karena tambahan  senyawa volatil  lain,  yaitu cyclohexenone  yangmenyebabkan  aroma  pada  buah  dan  bunga.  Senyawa  ini dihasilkan saat tanaman membentuk senyawa strigolactone
yang  merupakan  signal  untuk  bersimbiosis  dengan CMA(Walteretal.,2010). inokulasi Azospirillum sp. dapat meningkatkan pertumbuhan akar tanaman melon. Baik  CMA,Azospirillum sp. Azospirillum sp. meningkatkan kolonisasi CMA pada akar  melon,  sehingga  menyebabkan  perlakuan  CMA  + Azospirillum sp. memiliki kolonisasi CMA yang lebih tinggi dibandingkan  dengan  perlakuan  CMA maupun  inokulasi  CMA  dan Azospirillum sp.  secara  bersamaan  dapat  meningkatkan bobot  buah,  diameter  buah,  aroma  dan  umur  simpan  buah melon  pada  suhu  ruang,  sehingga  pemanfaatan  CMA  dan Azospirillum sp.  sebagai  pupuk  hayati  dalam  budidaya tanaman melon akan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pemupukan secara konvensional




3.  Pseudomonas sp
Judul jurnal: Pengaruh aplikasi bacillus sp. dan pseudomonas sp. terhadap perkembangan penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur patogen peronosclerospora maydis pada tanaman jagung
Penulis : Wiwik Jatnika, Abdul Latief Abadi dan Luqman Qurata Aini
Analisis:
Bulai merupakan penyakit penting pada tanaman jagung yang disebabkan oleh jamur patogen Peronosclerospora maydis, dengan tingkat serangan mencapai 95%.Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. diketahui merupakan mikroorganisme antagonis. Bakteri ini mampu menghasilkan senyawa antibiosis seperti enzim kitinase yang dapat menghidrolisis dinding sel jamur, sideropore, dan antibiotik lainnya yang dapat menghambat pertumbuhan patogen.
Gejala penyakit bulai mulai terlihat pada pengamatan 7 hari setelah inokulasi. Isolat Bacillus sp. dan isolat Pseudomonas sp. dapat menekan serangan penyakit bulai. Pbakteri antagonis mampu menekan serangan penyakit bulai isolat Bacillus sp. 16% hingga 17% dan isolat Pseudomonas sp. 33% hingga 50%, serta fungisida berbahan aktif Dimetomorf 50% mampu menekan serangan penyakit bulai 87% dibanding kontrol (POB). Hal ini sama dengan penelitian ElMersawy, (2000) bahwa Bacillus sp. dapat mengurangi persentase serangan Downy mildew. Mekanisme pengendalian penyakit oleh golongan bakteri bersifat langsung dan tidak langsung. Perlakuan bakteri antagonis seperti Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. dapat memberikan sistem pertahanan (bioprotektan), karena bakteri ini dapat mengeluarkan senyawa antibiosis yang mampu memberikan sinyal terhadap tanaman yang terserang agar melakukan pertahanan diri.
Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. termasuk bakteri filosfer yaitu bakteri yang berada pada permukaan tanaman dan berpotensi sebagai biokontrol.  Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. juga sejauh ini diketahui mampu hidup pada filosfer dengan rata-rata populasi 106 – 107 sel/cm2 atau 108 sel/gram daun (Lindow dan Brandl, 2003). bahwa PGPR seperti Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. mampu memberikan pengaruh langsung yaitu dapat memicu pertumbuhan tanaman (biostimulan), sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu bakteri mampu menghambat pertumbuhan mikroba merugikan seperti penyebab penyakit (patogen tumbuhan). Oleh karena itu, tanaman yang diberikan perlakuan bakteri antagonis memiliki hasil tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol (POB)

Daftar pustaka:






Jumat, 20 Maret 2020

Klasifikasi Pupuk


1. Pupuk Alam

Pupuk alam adalah pupuk yang bahan-bahannya berasal dari alam, baik yang dapat langsung dimanfaatkan, maupun yang memerlukan proses pengolahan.
Contoh pupuk  alam :
  • Kompos
  • Seresah
  • Pupuk kandang
  • Humus
2. Pupuk Buatan

Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik, dengan mengolah sumber daya alam/bahan mineral menggunakan reaksi kimia atau fisika.
Contoh pupuk buatan :
  • Pupuk Urea
  • Pupuk TSP
1. Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik (alami) seperti tumbuhan dan hewan.
Beberapa contoh jenis pupuk organik adalah :
  • Pupuk kandang
  • Kompos
  • Pupuk hijau
  • Humus 
2. Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang  berasal dari bahan anorganik, biasanya mengandung unsur hara/mineral tertentu. Jenis pupuk ini biasa dikenal pula dengan sebutan pupuk kimia.
Contoh pupuk anorganik yaitu :
  • Urea (mengandung unsur Nitrogen)
  • SP-36 (mengandung unsur Phosfor)
  • NPK (mengandung Nitrogen, Phosfor dan Kalium
1. Pupuk Padat

Pupuk padat adalah pupuk yang berbentuk bahan padat seperti  bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal.  Pemakaian pupuk padat langsung di berikan atau ditaburkan di media tanam.
Contoh pupuk padat antara lain adalah :
  • Humus
  • Pupuk kandang
  • Pupuk Urea
  • Pupuk NPK Mutiara
2. Pupuk Cair

Pupuk cair adalah pupuk yang berbentuk bahan cair, berupa konsentrat atau cairan. Pemakaian pupuk cair dilakukan dengan penyemprotan dan penyiraman.
Contoh pupuk cair adalah :
  • Kosarin
  • Pupuk  amonia cair
  • Pupuk organik cai
1. Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung 1 unsur hara tertentu saja.
Contoh pupuk tunggal :
- Pupuk urea (mengandung Nitrogen)
2. Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung beberapa unsur hara tertentu.
Contoh pupuk majemuk :
  • Pupuk N-P (mengandung Nitrogen dan Phosfor)
  • Pupuk N-K (mengandung Nitrogen dan Kalium)
#tugas teknologi pupuk 03 #teknologi pupuk #pupuk alam #pupuk buatan #pupuk organik #pupuk anorganik # pupuk tunggal #pupuk majemuk #pupuk padat #pupuk cair #klasifikasi pupuk #jenis pupuk 



Unsur Hara



Unsur Hara Kalsium( Ca)

Calsium (Ca) merupakan hara makro bagi tanaman di samping Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium dan Belerang. Unsur ini biasanya tidak dianggap sebagai unsur pupuk , oleh karena itu relatif kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan unsur N,P dan K. Kebanyakan Ca berada dalam dinding sel dan dinding membran: hara “apoplastik”, fungsi utama berada di luar sitoplasma, perannya dalam metabolisme sedikit, menjadi jembatan divalen yang mengubungkan antar molekul dan bersifat reversible
Peranan kalsium di dalam pertumbuhan tanaman antara lain :
1. Mendorong pembentukan dan pertumbuhan akar lebih dini.
2. Memperbaiki ketegaran dan kekahatan tanaman.
3. Mempengaruhi peng-angkutan air dan hara-hara lain
4. Diperlukan untuk pemanjangan sel-sel, sintesis protein dan pembelahan sel
5. Mengatur translokasi karbohidrat, kemasaman dan permeabilitas sel
6. Mendorong produksi tanaman padi-padian dan biji tanaman.
7. Membantu menetralkan asam-asam organik yang bersifat meracuni.
8. Penting untuk pembentukan dan berfungsi nya bakteri-bakteri bintil akar (Rhizobia) pada tanaman legum
Dicirikan oleh berkurangnya pertumbuhan jaringan meristimatik. Gejala pertamanya akan teramati pada titik-titik tumbuh dan daun-daun muda. Bagian-bagian ini menjadi rusak dan klorosis, dan pada tingkat lanjut terjadi nekrosis pada tepi-tepi daun.Daun-daun dan akar-akar muda sering melekuk-lekuk, berkerut-kerut pendek dan berlekatansatu sama lain. Pada tanaman tomat ditandai dengan penyakit yang disebut busuk pucuk buah. Pada tanaman tembakau yang kahat kalsium daun-daunnya berlekuk-lekuk dan keriting.
Sedangkan pada tanaman jagung kekahatan kalsium menghalangi pemunculan dan pemekaran daun-daun baru, daun-daun tertutup oleh gelatin yang menyebabkan daun-daun tersebut berlekatan satu sama lain. Untuk tanaman kacang tanah menyebabkan terjadinya polong kosong karena buah tidak berkembang.

Unsur hara fosfor (P)
Kebutuhan tanaman akan unsur hara Fosfor untuk tumbuh berkembang tanaman sangatlah penting. Petani harus bisa mencukupi kebutuhan akan unsur ini agar tanaman budi dayanya dapat tumbuh dengan subur dan memberikan hasil yang maksimal. Unsur Fosfor diperlukan dalam jumlah yang lebih sedikit daripada unsur Nitrogen dan Kalium. Ini karena, Fosfor tidak mudah terlarut dalam air dan cenderung memiliki pergerakan yang lambat di dalam tanah. Unsur Fosfor sangat berguna bagi tanaman karena berperan penting dalam pembentukan albumin, pembelahan sel untuk daun, buah dan biji serta untuk pembentukan bunga. Selain itu, unsur hara Fosfor juga berfungsi untuk memperkuat batang, mempercepat pematangan buah, memperbaiki kualitas tanaman, perkembangan akar, serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit.
Gejala kekurangan unsur Fosfor :
        Warna daun akan nampak tua dan terlihat mengkilap kemerahan
        Jika tanaman berbuah, buahnya kecil, tampak jelek dan matang dini
        Tepi daun bercabang
        Batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning
Gejala kelebihan unsur Fosfor
·       Tanaman tumbuh kerdil
·       Warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun

Unsur hara Boron (B)
Unsur boron hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius, seperti antara lain: Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis secara setempat-setempat pada permukaan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke bagian tepi-tepinya.  Jaringan-jaringan daun mati.  Daun-daun baru yang masih kecil-kecil tidak dapat berkembang, sehingga pertumbuhan selanjutnya kerdil.  Kuncup-kuncup yang mati berwarna hitam atau cokelat.  Pada bagian buah terjadi penggabusan, sedangkan pada tanaman yang menghasilkan umbi, umbi-umbinya kecil-kecil yang terkadang penuh dengan lubang-lubang kecil berwarna hitam, demikian pula dengan bagian akar-akarnya (Sutejo, 2002).
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.
a) Kekurangan
Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan mengkerut.
b) Kelebihan
Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis

Unsur hara Magnesium (Mg)

Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein.
Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ‘ringan’ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.
a) Kekurangan
Muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemahd dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew).
b) Kelebihan
Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.

#tugas unsur hara 02#teknologi pupuk

Senin, 13 Januari 2020

Review Jurnal Gulma dan pengendaliannya

Judul Jurnal :  PENGARUH PENGENDALIAN GULMA  TERHADAP TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)   PADA SISTEM  OLAH TANAH


Penulis :  Rio Yanuar Latifa*), Moch. Dawam Maghfoer dan Eko Widaryanto
Alamat web: https://media.neliti.com/media/publications/129806-ID-none.pdf





Dalam jurnal tersebut terdapat beberapa gulma ganas dan sangat ganas yaitu Cynodon dactylon,Cyperus rotundus dan Imperata cylindrical
Rumput Grinting (Cynodon dactylon)
Cynodon dactylon dapat dideskripsikan: memiliki terna bertahunan yang berstolon,merumput dengan rimpang bawah tanah menembus tanah sampai kedalaman 1m atau lebih bahkan ada literature yang menjelaskan sampai pada kedalaman 2 m.Pelepah daun panjang, halus. Bunga tegak,seperti tandan. Bijinya membulat telur, kuning sampai kemerahan (www.proseanat.org).Habitatnya Cynodon dactylon adalah tumbuh paling bagus pada suhu di atas 24 °C. Jenis ini toleran terhadap kekeringan. Tumbuh paling baik pada tanah berdrainase baik tetapi toleran terhadap banjir yang berkepanjangan.Toleran terhadap kisaran pH tanah yang luas, tetapi pH optimal adalahdi atas 5.5. Juga toleran terhadap kesuburan tanah yang rendah tetapi tidak toleran terhadap naungan. Penyebarannya selain dari akar yang dapat membuat rimpang dengan cepat juga melalui buah.Penyebaran buah ini yang dapat meluas.

Rumput teki ( Cyperus rotundus)
Teki ladang berkembang biak dengan umbi rimpang, tumbuhan ini mampu beradaptasi dan tumbuh hampir disemua kondisi tanah, dilaporkan bahwa teki ladang mampu hidup diketinggian sampai 1800 diatas permukaan laut, habitat favorit dari teki ladang yaitu ditempat dengan intesitas cahaya yang tinggi. Teki ladang (Cyperus rotundus) mempunyai banyak sebutan yaitu rumput teki, mota, rukut teki, koreha wai dan rukut wuta, teki ladang mempunyai tinggi tanaman sekitar 0,75 meter dengan siklus hidup sepanjang tahun namun teki ladang dewasa berumur kisaran 21 sampai 56 hari. Gulma ini dikendalikan dengan cara penyemprotan dengan herbisida atau dilakukan pencabutan sampai umbinya agar tidak mampu tumbuh kembali
Alang – Alang ( Imperata cylindrical )
Imperata cylindrica, atau lebih dikenal dengan alang-alang merupakan gulma berdaun sempit yang tumbuh tegak dan berumpun. Alang-alang merupakan tumbuhan pionir terutama pada lahan yang habis terbakar, sangat toleran terhadap faktor lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan dan unsur hara yang miskin, namun tidak toleran terhadap genangan dan naungan. Alang-alang dapat tumbuh pada daerah tropik dan subtropik hingga ketinggian 2700m diatas permukaan laut.

I. cylindrica merupakan gulma penting di perkebunan kelapa sawit. Apabila tidak dikendalikan, alang-alang dapat menghambat pertumbuhan kelapa sawit secara tidak langsung melalui perebutan unsur hara dan air, terutama pada kelapa sawit belum menghasilkan (TBM). Alang-alang juga menghasilkan senyawa alelopati berupa senyawa fenol, asam valinik dan karbolik yang diduga dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain.
Nama herbisida : Zenicor
Bahan aktif: Metribuzin 70 WP
Deskripsi : Mengendalikan gulma berdaun lebar Ageratum sp pada Tanaman Kedelai. Herbisida pra dan purna tumbuh yang bersifat menghambat proses fotosintesis untuk. 

Hasil penelitian: Herbisida pra tumbuh Metribuzin 2 l ha-1, mampu menekan gulma Marsilea crenata, Dentella repens, Phylanthus niruri L., Eclipta alba. Perlakuan herbisida pra tumbuh Metribuzin 2 l ha-1 (G3) tidak mampu menekan pertumbuhan gulma Ecinochloa colona, Cynodon dactilon dan Cyperus rotundus. Cyperus rotundus termasuk gulma kompetititif yang bersaing dan sulit dikendalikan

Selasa, 29 Oktober 2019

PERKEMBANGBIAKAN GULMA

Gulma dapat berkembangbiak secara generatif dan vegetatif, Sebagian besar gulma berkembangbiak dengan biji dan menghasilkan jumlah biji yang sangat banyak seperti biji pada Amaranthus spinosus, Cynodon dactylon, Eragrostis amabilis.

Perkembangbiakan gulma secara vegetatif:
* Stolon: batang menjalar di permukaan tanah, pada setiap buku /ruas dapat tumbuh tunas                dan akar menjadi individu baru.   Contoh:   Cynodon dactylon & Centrosema pubescens  
* Rimpang: batang menjalar dalam  tanah, pada setiap buku/ru- as dapat tumbuh tunas dan              akar menjadi individu baru.   Contoh:   Imperata cyllindrica, Scirpus grossus  
* Stem Tuber/umbi batang: Pangkal batang membesar terdapat cadangan makanan dan                  akan menjadi individu baru Contoh: Typhonium trillobatum.  
* Root Tuber/umbi akar: pembesaran akar terdapat makanan cadang -an dan calon tunas.                Contoh: Cyperus rotundus.  
* Bulbus/Umbi lapis: Pelepah daun yang menebal dan b erlapis-lapis, di antara lapisan                      terdapat tunas. Contoh: Allium veneale 
* Corm: Batang yang gemuk pendek berdaging dilapisi daun-daun yang meredusir 
  seperti sisik. Contoh: Ranunculus bulbosus 
* Runner: Stolon yang internodianya sangat panjang pada ujungnya tumbuh tunas.                          Contoh: Pistia stratiotes, Elephanto pus scaber, dan Eichhornia crassip es. 

Perbedaan stolon dan rimpang:
   stolon bagian batang menjalar di bagian permukaan tanah dan di setiap buku buku                      terdapat tunas baru. rimpang batang menjalar di dalam tanah dan ujung buku buku                         terdapat tunas baru. 

Perbedaan umbi batang dan umbi akar:
     umbi batang adalah bagian batang yg membesar dan pada batang tersebut akan                         muncul tunas baru. umbi akar bagian akar yang membesar dan menyimpan cadangan                   makanan kemudian muncul tunas baru. 

Perbedaan Stolon dan Runner :
 Stolon adalan bagian batang yang manjalar di permukaan tanah dan setiap buku-buku                terdapat tunas baru,sedangkan runner batang tumbung di bagian ketiak daun yg                             internodinya sangat panjang pada ujungnya terdapat tunas baru